Jumat, 20 November 2020

Balada Rindu

Sudahkah diri kita mengikhlaskan apa yang telah berlalu?

Atau justu masih terbelenggu oleh kisah masa lalu?

Mari kita sejenak melihat luka yang telah tercipta.

Meski sulit untuk menyembuhkannya, setidaknya ada obat penawarnya.

Apa itu? Ikhlas :)


Sesuai request minggu lalu, aku torehkan sebait Balada Rindu untuk kalian.

Yaa, kalian yang sedang berputar dalam dimensi kenangan. Masih amburadul, tapi semoga bisa menemani malam yang sunyi, sepi, dan sendiri. Hehehe



Balada Rindu

-Aditya Nur Widi Hajizah


Malam masih terlalu sunyi kala sendiri

Ketika bumantara ramai oleh kerlip lintang

Sungguh terlalu carut rasa rindu ini

Yang selalu menerobos mengoyak tenang


Indurasmi mulai mengintip malu-malu

Sedangkan gejolak rinduku tak pernah pupus

Padahal kita telah regas oleh waktu

Menyisakan kenangan pahit dan juga manis


Kau tak pernah tahu, dan mungkin tak mau tahu

Seberapa dalam luka yang muncul saat bibirku mengucap amin

Ketika dengan paksa ku hapus namamu disetiap kidungku

Karena aku sadar bahwa telah tiba waktu untuk menerima keadaan


Sudah ku akhiri saja balada rindu ini

Lagipula dirimu telah berlalu entah kemana

Ku usaikan segala cerita yang pernah terjadi

Mari kita bahagia dengan jalan yang berbeda


                                                                            Blitar, 20 November 2020


Kumpulan diksi :

1. Bumantara    : Langit

2. Carut             : Keji

3. Indurasmi      : Sinar rembulan

4. Pupus             : Habis; Hilang

5. Regas             : Dipotong; Diputus

6. Kidung           : Nyanyian; Puisi; Doa

7. Balada            : Sajak sederhana

Jumat, 13 November 2020

Puisi "Cerita Semesta"

 Hai hai haiii :)

Sebenernya aku udah suka nulis sejak SD. Tapi belum aku optimalkan karena enggak terlalu yakin sama tulisanku sendiri. Wkwkwk

Memasuki SMP, aku baru percaya diri untuk ikutan lomba kepenulisan. Mulai dari puisi hingga cerpen. Ditambah kecintaanku pada sastra menjadikan aku seorang remaja yang bucin pada masanya. Upss :"

Dan mulai hari ini, aku berkomitmen pada diri sendiri untuk konsisten menulis di blog lagi. Untuk permulaan, aku kasih satu puisi dulu ya. Itupun puisi lama 😅

Kedepannya, aku bakal upload minimal 1 minggu sekali. Doain biar konsisten ya hehe.
Selamat membaca :)


Cerita Semesta
Aditya Nur Widi Hajizah

Semesta tahu mana yang terbaik
Meskipun itu teletak di hamparan padang rumput luas
Maafkanlah angin yang berhembus kala itu
Yang dengannya aku terbang menuju kearahmu
Hidup memanglah sebuah pilihan
Namun kita tidak bisa memilih untuk mencintai siapa
Sesekali kita harus belajar ikhlas dari kayu
Yang akan musnah dilahap api dan menjadi abu
Tapi setidaknya ia telah memberi sebuah kebahagiaan
Kepada para pejalan yang tersiksa rasa lapar dan dingin

Semesta pun tahu mana yang berdusta
Seperti kumbang yang datang hanya saat kembang bermekaran
Lalu meninggalkannya setelah ia puas
Tapi dari bunga kita belajar satu hal
Bahwa tidak semua keindahan bisa kita miliki
Justru kita harus tetap bersyukur karena bisa menikmatinya
Mampu melihat indahnya senja sebelum gelap menyerang
Juga warna warni pelangi setelah badai pergi
Dan kamu, sebuah keindahan yang nyata
Hanya bisa ku kagumi, belum bisa memilikimu sepenuhnya
                                                                                    Blitar, 12 November 2019

Jadi gimana? Masih amburadul yak :v
Tolong dimaklumi karena saya juga masih dalam tahap belajar.
Kritik dan saran sangat berguna untuk saya. Juga mungkin ada yang mau request dibuatin puisi atau kata kata boleh kok.


Terimakasih semuaa :)