Sudahkah diri kita mengikhlaskan apa yang telah berlalu?
Atau justu masih terbelenggu oleh kisah masa lalu?
Mari kita sejenak melihat luka yang telah tercipta.
Meski sulit untuk menyembuhkannya, setidaknya ada obat penawarnya.
Apa itu? Ikhlas :)
Sesuai request minggu lalu, aku torehkan sebait Balada Rindu untuk kalian.
Yaa, kalian yang sedang berputar dalam dimensi kenangan. Masih amburadul, tapi semoga bisa menemani malam yang sunyi, sepi, dan sendiri. Hehehe
Balada Rindu
-Aditya Nur Widi Hajizah
Malam masih terlalu sunyi kala sendiri
Ketika bumantara ramai oleh kerlip lintang
Sungguh terlalu carut rasa rindu ini
Yang selalu menerobos mengoyak tenang
Indurasmi mulai mengintip malu-malu
Sedangkan gejolak rinduku tak pernah pupus
Padahal kita telah regas oleh waktu
Menyisakan kenangan pahit dan juga manis
Kau tak pernah tahu, dan mungkin tak mau tahu
Seberapa dalam luka yang muncul saat bibirku mengucap amin
Ketika dengan paksa ku hapus namamu disetiap kidungku
Karena aku sadar bahwa telah tiba waktu untuk menerima keadaan
Sudah ku akhiri saja balada rindu ini
Lagipula dirimu telah berlalu entah kemana
Ku usaikan segala cerita yang pernah terjadi
Mari kita bahagia dengan jalan yang berbeda
Blitar, 20 November 2020
Kumpulan diksi :
1. Bumantara : Langit
2. Carut : Keji
3. Indurasmi : Sinar rembulan
4. Pupus : Habis; Hilang
5. Regas : Dipotong; Diputus
6. Kidung : Nyanyian; Puisi; Doa
7. Balada : Sajak sederhana